Jumat, 31 Agustus 2012
Mitos Penampakan Awan Berbentuk Mbah Petruk
Warga disekitar gunung merapi memiliki mitos beragam. Antara lain mitos tentang adanya Mbah Petruk. Mitos ini kembali muncul ketika asap solfatara ataua wan yang terlihat membentuk sebuah gambar tokoh pewayangan Petruk, penduduk langsung gempar dan menyebut Mbah Petruk sedang menagih janji. Lalu, Siapa mbah petruk? Kenapa dipercaya ada?
Penampakan awan Mbah Petruk sebelum letusan Merapi terekam kamera Suswanto (40), warga Dusun Anom, Desa Sudimoro, Srumbung, Magelang, Jawa Tengah. Suswanto mengaku mengambil foto tersebut senin pukul 5 lebih dari rumahnya. "Seusai salat subuh, begitu melihat puncak Merapi saya melihat ada awan yang bentuknya aneh. Langsung saja saya abadikan dengan kamera digital saya." ujarnya.
Sugiharto, tokoh masyarakat dari dusun Sudimoro, Cangkringan, Sleman, Mengatakan bahwa kemunculan Mbah Petruk yang sedang tertawa menandai akan terjadinya letusan besar. Menurut kepercayaan warga lereng merapi, kata sugiharto, Mbah Petruk adalah sosok jelmaan dari kisah Sabdo Palono Noyo Genggong, salah satu penasihat Prabu Brawikaya, seperti ditulis dalam Serat Darmo Gandul dan Ramalan Joyoboyo.
Beberapa Sesepuh dan orang-orang tua desa menyatakan jika sudah terlihat kepala Mbah Petruk atau Nyai Petruk yang sudah menagih janjinya maka akan terjadi letusan di puncak Gunung Merapi yang sangat besar.
Mitos itu terkait cerita tentang kekecewaan Raja Majapahit, Brawijaya, Terhadap Kerajaan Demak dalam kisah Sabdo Palono Noyo Genggong. Brawijaya saat itu ingin menyepi di Gunung Lawu namun diusir. Brawijaya akhirnya bersemedi di puncak Merapi.
Saat menyepi di Merapi, Brawijaya bertemu dengan seorang wanita tua yang konon disebut Nyai Petruk atau Mbah Petruk. "Mbah Petruk kemudian mengeluarkan sabda jika ada pemimpin di sekitar Merapi yang tidak benar dirinya akan menagih janji" ujar Sugiharto.
Sugiharto menjelaskan dalam foto itu Mbah Petruk menghadap ke Selatan. Ini artinya letusan Merapi terbesar akan menimpa Yogyakarta.
"Kucir belakang dan hidung tajamnya menghadap ke selatan, Yogyakarta. Maka diperkirakan yang akan mendapat akibat besar adalah kota Yogyakarta." tegas Sugiharto.
Vivanews mewawancarai mantan guru besar Ilmu Filsafat UGM, Prof. Damarjati, Rabu 3 november 2010. "Petruk dalam masyarakat Jawa khususnya pewayangan dilambangkan sebagai rakyat. Namun ketika dimainkan dalang, wajah atau hidungnya selalu menghadap kekiri ke arah dalang, bukan ke arah sebaliknya," ujarnya.
Menurut dia, Jika wajah Petruk sudah mengarah ke kanan, itu merupakan lambang kemarahan. Petruk yang dijadikan sebagai lambang rakyat itu melambangkan kemarahan rakyat terhadap pemimpinya.
Lalu, apa maksud penampakan awan Mbah Petruk di atas Merapi? Ia menilai foto diatas sebagai pertanda akan kemarahan rakyat akan sebuah penindasan, kemiskinan, ketidaksejahteraan, ketidakadilan seorang pemimpin kepada rakyatnya.
"Arah wajah Mbah Petruk mengarah ke Yogyakarta, bertarti Gunung Merapi akan lebih mendampakan letusanya ke daerah Yogyakarta." jelas pria yang juga penasehat Keraton Yogyakarta ini.
Damarjati menambahkan, aktivitas Gunung Merapi yang tak henti-hentinya mengeluarkan awan panas merupakan ibarat kemarahan yang luar biasa dari rakyat terhadap pemerintahan. "Jadi wajar jika aktivitas Merapi terus meningkat dan tidak dapat dihentikan," imbuhnya.
Dibalik itu semua, Damarjati berharap ini menjadi pelajaran penting bagi pemimpin agar tidak lupa akan janji-janjinya terhadap rakyat. Bagi masyarakat di lereng Merapi, sosok Petruk memiliki mitos dan misteri sendiri. Mereka meyakini Gunung Merapi dikuasai sosok gaib yaitu Mbah Petruk. Mitos itu dipercaya secara turub temurun.
0 komentar:
Posting Komentar